Skip to main content

Kisah sukses trader forex indonesia theo


Kisah Sukses Rupiah terpuruk, ekonomi gonjang-ganjing, dan negara di ambang kebangkrutan. Ekonom bersuara, tak ketinggalan pula para anggota DPR. Pengamat baru bermunculan. Makin bingunglah orang. Uraian siapakah yang jadi pegangan Tak ada yang bisa memberikan gambaran soal pasar uang dengan lebih jelasnya selain para pemain Forex (Valas), kata Theo Francisco Toemion (42), pengamat pasar uang sekaligus pemain Forex (Valas), meski kini lebih banyak kurang dari soal soal Dunia yang telah belati tahun ditekuninya itu kepada orang lain. Ada perbedaan antara pandangan para pakar dengan Theo F. Thoemion dengan krisis ekonomi yang memburuk sejak kuartal terakhir tahun lalu. Pihak pertama lebih melihat krisis berpangkal pada lemahnya sistem operasi, kebocoran anggaran, buruknya pengawasan, monopoli, kolusi, korupsi, nepotisme, dan ekonomi biaya tinggi. Sedangkan Theo lebih melihat ulah spekulan di pasar uang karena paling dominan. Sisi-sisi negatif penyebab keroposnya fondasi ekonomi kebaikan yang menyebabkan krisis tak segera bisa diatasi. Kalau Korea, Thailand, Filipina, Singapura, dan Malaysia bisa pulih dalam hitungan bulan, negara kita jauh lebih lama. Menjadi pelaku pasar Forex (Valas), Theo tahu betul, tanda-tanda bencana sudah muncul sejak lama. Semuanya adalah permainan para fund manager atau pemain pasar Forex (Valas), yang diwarnai keinginan untuk pelunasan ketangguhan. Ia tahu bagaimana pedagang besar Forex (Valas) - yang acap disebut spekulan - semacam George Soros memainkan peran dalam Yendaka, melambungnya nilai tukar Yen terhadap AS, pada tahun 1994. Ia juga mencatat, permainan para spekulan di Eropa untuk mendapatkan keuntungan dari Euromoney ) Lebih diintensifkan pada tahun 1996. Selewat masa itu, para spekulan memang ada aktivitas. Tapi lewat media massa Theo pemukim, Hati-hati, bukan mereka akan repot memperhatikan ke Asia, begitu antara lain tulisnya saat itu. Mereka menunggu kesempatan bermain mata uang menarik, mata uang eksotis seperti Won, Bath, Peso, Ringgit, atau Rupiah. Jangan lupa, indonesia negara kaya Karena itu mereka membidik kawasan ini, bukan ke Afrika, misalnya. Betapa tidak. Salah satu kawasan paling dinamis di dunia, dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 7tahun, itu tak punya batasan berarti untuk lalu-lintas devisa. Otoritas moneternya juga belum teruji. Kalau dalam persaingan di Amerika, Eropa, dan Jepang para spekulan sering kalah, siapa tahu di kawasan ini. Maka bermainlah mereka. Pertengahan tahun lalu, saat pemerintah sedang berkembang, mereka menahan sinyal tantangan itu, dan terpacu gairah untuk bermain dengan Rupiah. Pada Oktober 1997 duet Soedradjat Djiwandono - Marie Muhammad memutuskan untuk melepas batasnya, mereka pun mendobrak. Rupanya, keputusan historis untuk bel Rupiah mengambang bebas itu tak didukung kondisi yang cukup. Nilai tukar dikuasai dan dimainkan, bahkan dalam seminggu bisa terdepresiasi sampai 50. Utang membengkak, harga barang melonjak, produksi mandek, banyak perusahaan bangkrut. Inflasi membubung, dan ekonomi kond ambruk. Tak disangka, fondasi ekonomi kita jadi keropos. boleh ada berita buruk. Ada 4 faktor yang menurut Theo bisa jadi penentu naik turunnya kurs: fondasi ekonomi makro, kartagrafik berdasarkan rumus, faktor teknis-psikologis, dan ulah para spekulan. Soal fondasi ekonomi, menurut Theo, pasar sudah mendapat bukti rentannya kita. Carta atau grafik pun sudah terbentuk saat kita menempuh rezim devisa terkontrol misal dengan mematok depresiasi 3 - 4. suguhan suka berhubungan dengan ulah spekulan, apa lagi dalam rezim devisa bebas. Sekali pasar bisa dibilang bisa didikte, mereka mendikte terus. Pendiktean harga, yang terjadi setelah ada dorongan psikologis, berawal dari berita-berita politik yang sedang dimainkan. Theo menunjuk contoh, seluruh dunia tahu indonesia pra-11 Maret 1998 posisi suksesi. Maka berita tentang Presiden Soeharto dan situasi sosial politik menjadi bahan permainan spekulan. Keadaan sakit, yang dalam bahasa Inggris bisa dirumuskan dalam beberapa kata, mulai dari Hes sick, Hes sakit, sampai Hes sakit parah, beres beraneka kurs. Memang benar. Menurut catatan Theo, grafik penurunan itu berlangsung sejak bank sentral ketahuan tak punya nyali sehingga menyebabkan Rupiah turun dari Rp 3.000, - ke Rp 3.800, - terhadap AS. Angka turun lagi ke Rp 4.400, - karena Pak Harto istirahat. Kemudian menjadi Rp 4.800, - karena imbas krisis Korea, turun ke Rp 5.600, - karena Pak Harto batal ke Malaysia, dan dari Rp 6.200, - ke Rp 9.000, - karena pencalonan B. J. Habibie sebagai wakil presiden. Kurs membaik setelah penandatanganan nota kesepakatan dengan IMF 15 Januari, namun turun lagi setelah terjadi beberapa kerusuhan dan demo. Kenyataan itu terbukti, dalam rezim devisa bebas segala berita dan peristiwa baik menjadi syarat utama. Dalam berbagai kesempatan Theo mengingatkan, bel Rupiah mengambang bebas sama dengan bunuh diri tanpa dibarengi perbaikan di segala sektor yang akhirnya melahirkan berita buruk. Percuma ada janji segala macam reformasi, penghapusan monopoli dan oligopoli, tapi tak ada wujudnya. Bisa dimengerti, naik-turunnya rupiah tak lagi ditentukan oleh hukum ekonomi, keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Tak ada teori yang bisa menjelaskan hal ini, kata Theo. Saat masyarakat makin tahu, omongan para ekonom sering diabaikan. Pemain seperti saya yang diperhatikan Lantas, berapa kurs AS yang wajar Ambil yang terakhir sebelum krisis Rp 2.400, -. Ditambah 80-lah, sekitar Rp 4.320, -. Penjelasannya, dalam 10 tahun terakhir perbedaan suku bunga antara AS dan Rupiah sekitar 10. Suku bunga AS 5 dan suku bunga Rupiah 15. Selisihnya 10, dan dalam 10 tahun menjadi 100. Sementara depresiasi per tahun, katakanlah 4. Jadi dalam 10 tahun menjadi 40 Nah, selisih antara perbedaan suku bunga dan depresiasi dalam 10 tahun, 100 - 40 60. Tak usah dipatok 60 beri kemungkinan sampai 80 untuk ditambahkan pada kurs terakhir. Jadi 180 dari Rp 2.400, - Rp 4.320. Tapi sekali lagi. Terbukti, segala teori dan hukum ekonomi tak berlaku bagi kurs yang. Dunia trading Forex (Valas) dewasa ini dikontrol para fund manager besar yang disebut anak laki-laki besar. Menurut Theo, jumlah anak laki-laki yang tercatat saat ini 2.500 orang. Akumulasi modal mereka sekitar AS 1.300 kurang, dan dalam keadaan bisa mendapatkan balasan sampai 10 kali lipatnya. Jumlah ini sungguh raksasa, karena cadangan devisa negara-negara kaya yang tergabung dalam OECD pun kalau digabung tak lebih dari AS 700 miliar. Maka bisa dibayangkan betapa konyolnya ide untuk melawan spekulan dengan cadangan devisa hanya AS 20iliar, misalnya. Dari 2.500 anak laki-laki besar itu terbawa juga ribuan orang lain sebagai mitra atau pelaksana. Sudah menjadi kebiasaan, mengambil posisi para pelaksana menurut tokoh besar. Jika Soros, misalnya, mengambil posisi Rp 9.000, - untuk 1 AS, yang lain pasti mengikuti. Jika esoknya Soros dijual dengan harga Rp 9.500, -, yang lain pun pasti ikut. Semua serempak, dan begitulah nilai mata dimainkan. Kalau mata uang suatu negara dipatok pada nilai tetap, spekulan memang tidak lagi bisa main. Hanya saja, menurut Theo, konsekuensinya ada dalam ekonomi negara yang bersangkutan. Bagi Theo, reformasi ekonomi apa yang mana tidak penting benar, asal bisa mengatasi segenap konsekuensinya. Misalnya, pelepasan batas situasi mensyaratkan perbaikan total ekonomi, sedangkan pematokan barang jaga cadangan devisa yang cukup dan operasional. Tak bisa pula dilepaskan faktor keberanian bank sentral. Kepada siapa pun yang mau memaksakan kehendak, bank sentral tak boleh setengah hati. Kalau harus habis-habisan berintervensi. Jika ini terus berlanjut, dan dunia membuktikan konsistensi kita, pasar pun akan segan, kata Theo. Betapa pun kuat dan nafsunya spekulan, kalau berlaku yang meneguhkan dan konsisten, mereka juga berpikir untuk main-main. Seperti pernah di atas Hongkong, para spekulan dihentikan serbuan karena tahu Inggris berada di belakangnya. Tak seorang pun ragu ketangguhan sistem keuangan Inggris. Kasus Indonesia, menurut Theo, adalah bukti kesekian dari pelecehan para big boy terhadap undang moneter. Kurs mata uang rupiah - AS jauh lebih mudah. ​​Kurs mata uang - mata uang rupiah. Sangat mudah diterka, bahkan oleh ibu-ibu rumah tangga, pihak yang acap disalahkan karena dikira ikut-ikutan berspekulasi. Masalahnya, menurut Theo, selain biaya itu tak benar karena tak kalah dibandingan dengan aktivitas pasar uang, para murid para sangat simpel. Jika dulu mudah menghitung depresiasi, 3 - 4 musim, siapa sangka tiba-tiba depresiasi bisa 20 dalam sehari Kalau punya simpanan Rupiah dan berbunga, katakanlah 40, pada akhir tahun tak akan mencapai jumlah jika didolarkan. Pada akhirnya memang tak ada pihak yang bisa disalahkan bila terjadi perburuan mata uang, karena negara menganut rezim devisa bebas. Di pasar uang, komoditas yang diperdagangkan tak cuma valuta asing. Menurut Theo, meski pemerintah mematok kurs rupiah, tak berarti kegiatan berhenti. Ada pelbagai macam surat berharga dan surat-surat komersial yang diperdagangkan. Memang, masalah ekonomi negara kita tak cuma berasal dari dalam negeri, pelarian dari luar negeri. Lembaga pemeringkat standar Poor, sudah banyak dicibir, pengaruhnya terhadap pasar sangat besar. Peringkat buruk yang disandangkan kepada Indonesia, Maret lalu, adalah klimaks dari. Alat pembayaran berjangka seperti letter of credit (LC) tak diterima, investor asing pun tak serta merta datang buat menanamkan modal. Dengan peringkat itu, pembeli kertas berharga dari indonesia tak lagi bisa di investasikan, dilatih dicurigai mau berspekulasi, kata Theo. Kalaupun saya, misalnya, menempatkan diri sebagai broker untuk mendatangkan uang dari investor asing, sekarang ini sangat sulit. Ketidakpercayaan itu kuat, butuh waktu lama untuk pemulihannya. Pasar uang dunia memang sulit dilawan. Kalau kekayaan besar anak laki - laki sangat besar, itu saja. Istilahnya bisnis bola salju, bisnis yang menggelinding bagai bola salju. Orang harus jadi besar untuk bertahan hidup. Bisnis pasar uang, menurut Theo, menganut filosofi dasar: bukan soal berapa jumlah uang yang akan anda terima, melunasi berapa jumlah uang yang siap anda habiskan Gambarannya, kalau seseorang kerja keras sepanjang tahun sampai menghasilkan uang Rp 1 miliar, akan sangat keliru kalau digunakan untuk main forex. Atau jika seseorang mendapat lotere Rp 1 miliar, yang Rp 800 juta untuk beli rumahtanah, Rp 100 juta untuk beli kendaraan, dan istirahat untuk main forex, silakan saja. Maka, kalau ada seorang fund manager siap di beli forex, tak terbayang berapa besar kekayaannya Bisnis di pasar uang tak sama dengan judi. Kata Theo, jika judi nasib pelaku 100 tergantung pada kartu, Di pasar barang ada hal-hal yang bisa diperhitungkan dan dicarikan peluang. Menurut Theo, ada 7 tingkat yang harus dicapai untuk betul-betul memahami bisnis ini. Selain 4 faktor penentu mata uang yang sudah disebut tadi, ada beberapa hal yang seperti lobi atau hubungan, termasuk kemampuan berbicara, faktor kebenaran alias daya endus informasi, dan hal paling abstrak dan sulit, jadi orang tak bisa berpikir lagi. Misalnya, semua faktor telah terpenuhi, sudah dilakukan prediksi, tapi tak ada tindakan. Bila faktanya sama dengan yang sebelumnya sudah diperhitungkan, muncul rasa sesal mengapa tidak begini tidak suka. Itulah yang saya maksud tingkat ketujuh. Sekalipun menggiurkan, bisnis di pasar uang penuh kekecewaan. Karena apa tentang uang. Orang hanya tergiur lihat angka. Mereka ramai-ramai bermain, sementara tatanan dan hukumnya tak mudah dipelajari. Lagi pula dunia itu sudah dikuasai mafia, big boys, dalam cara kerja yang terintegrasi. Apa pun permainan para pendatang, mafia-lah yang menghasilkan keuntungan menurut Theo, setelah perang dingin reda dan komunisme runtuh, tak ada lagi kekuatan yang punya daya penghancur sangat dahsyat selain uang. Saat uang menjadi komoditas, dampaknya global. Bencana keuangan di suatu negara segera bisa merembet ke negara lain. Siapa yang sekarang orang kaya di kawasan krisis yang merasa terjamin sampai 7 keturunan Tak terbayangkan, uang bisa berlipat kali atau hancur sama sekali hanya dalam hitungan hari. Jika ditarik ke dimensi filosofis, kata Theo, krisis ekonomi adalah akibat ulah manusia yang dianggap uang sebagai ideologi. Fakta menunjukkan, miliaran AS telah menguap entah ke mana. Lembaga keuangan banyak yang rugi, Soros rugi, demikian pula para big boy. Tak jelas ke mana uang-uang itu pergi. Inilah tanda-tanda zaman, kata Theo. Tuhan kasih antibiotik untuk mereka yang terlalu menghamba pada uang. Orang kaya pusing, konglomerat pusing. Rasain. Terjatuh ito di kancah pasar uangnya tak terduga sebelumnya. Pria kelahiran Manado, 21 September 1956, ini awalnya berangan-angan jadi pastor, tapi suka saat naik ke kelas 3 Seminari Menengah Tomohon tahun 1974. Anak ke-4 dari 7 bersaudara ini sama saja dengan ayah, paman, para sepupu, dan saudaranya, Yang pernah masuk ke seminari namun gagal jadi pastor. Saya suka harapan besar. Nilai dan aktivitas sekolah bagus. Maka ibu terguncang dan jatuh sakit saat saya keluar, kenangnya. Pastor pembimbing waktu itu mengatakan, ia akan lebih sukses hidup di luar biara. Kendati sedikit menyesalkan keputusan itu, ia menambahkan haluan. Ia melamar ke Bank Indonesia dan diterima di BI cabang Surabaya. Setelah 2 tahun bekerja, timbul keresahan di antara teman-teman yang cuma berijazah SMA. Sebab dengan begitu, mereka tak mungkin bisa masuk jajaran staf. Nggak mau pakai dasi dong seumur hidup, papar Theo mengenang. Nampaknya BI tanggap pada kegalauan itu dan diadakan seleksi untuk promosi. Yang lolos akan disekolahkan sejajar dengan universitas. Dari BI Surabaya lulus 4 orang, salah satunya Theo. Sementara dari seluruh indonesia terjaring 60 orang. Mereka yang masuk ke Pendidikan Ahli Administrasi dan Keuangan Bank di Jakarta, menjalani pendidikan maraton dari pukul 08.00 - 17.00 setiap hari dengan fasilitas penuh, selama 3 tahun. Gelarnya sejajar akuntan, tapi BI nggak kasih gelar, takut kami keluar. Sempat bekerja di bagian pengawasan BI selama musim, ia kembali mengikuti seleksi di London. Dari 40 orang yang hanya mengikuti Theo yang lulus. Di London langsung jadi staf termuda pada umur 23 tahun. Kesempatan di sana ia digunakan untuk mengikuti pelatihan dan praktek. Belajar forex di Paris, London, Amsterdam, dan Kopenhagen. Mempelajari bank sentral di Denmark dan Belanda, menggeluti cadangan emas di Swis, juga duduk dan bermain di banyak ruang transaksi forex. Waktu itu kepala dealing room Jakarta pindah, jadi saya siap untuk menggantikannya. Saya sadar, untuk jadi dealer harus punya pengalaman dan cakrawala dengan duduk di pusat keuangan dunia. Penempatan dealer di BI sebenarnya pilihan untuk mengelola cadangan devisa sum AS 6 miliar dengan penempatannya di posisi yang tepat. Bukan untuk memperdagangkannya. Maka di luar jam kerja, saya margin utama trading atas nama pribadi, bukan BI. Setelah 5 tahun bermukim di Inggris, Theo sebenarnya ingin pulang ke tanah air, tapi pemerintah Inggris mengetahui reputasinya dan memberi ijin tinggal tetap. Ia bisa bekerja apa saja. Wah, percaya dirilah saya. Pekerjaan BI yang diidamkan banyak orang tidak terlalu menggiurkan lagi, kata Theo. Maka, saat benar-benar pulang ke indonesia dia sekaligus minta izin keluar dari BI untuk masuk ke London School of Economics (LSE). Maksudnya sebagai batu loncatan untuk bekerja di Bank Dunia atau IMF. Tapi keasyikan bermain forex berfungsi malas bersekolah. Jiwa saya player, jadi saya tak jadi masuk LSE sudah diterima. Saya terus valas terus, dan ingin menikmati hasilnya. Saya ingin menikmati hidup bukan sebagai pegawai BI yang tahan-tahun cuma bisa naik mobil sederhana. Saat margin trading utama, pertengahan 1980-an, modal dengkul masih berlaku. Modalnya dipinjami, tapi kalau untung masuk kantung sendiri. Pokoknya utama untuk meramaikan. Masa itu tak sulit mereguk untung lantaran pasar gampang diterka. Dolar turun searah Tapi sejak 1987, peluang meraup keuntungan semakin sulit. Selain pemain makin banyak, modal pun mulai diatur. Saat ini Bank Duta terpuruk karena permainan valas. Soal kesempatan meraup untung memang tak ada yang lebih cepat dari valas utama. Saya masih ingat, hanya dengan mengangkat telepon dari vila di Puncak sambil main gaple dan makan pisang goreng, bisa bisa AS 60.000 semalam. Telepon memang diibaratkan cangkulnya buat cari makan. Juga berbagai perangkat komunikasi. Baik untuk bertransaksi ke seluruh dunia, pasar yang berjalan 24 jam sehari, juga melihat kerugian dan keuntungan uangnya. Tapi hidup saya tak habis di sana. Apa lagi saya harus membagi pengetahuan kepada banyak orang. Kalau menulis dan bikin analisis, saya tak main. Saya meramal dan menghitung, biar orang lain yang dapat keuntungan. Theo tak terikat pada suatu lembaga keuangan. Kalau mau main, ia sendiri yang menentukan. Sejak tahun lalu,. Bagi yang ingin tahu atau ingin valas utama boleh jadi pelanggan. Dengan bayar AS 100bulan, Theo pun memberi panduan dan panduan. Cita-cita saya buat Speed ​​Currency seperti Bloomberg. Ia besar dan disegani, meski juga dirintis di garasi, ia menunjuk garasi di rumah yang berhalaman luas di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Ia mempekerjakan 4 orang yang, selain mengolah analisis, juga bertindak sebagai fund manager. Mereka jago-jago yang tak bisa di remeh, karena lewat bangun sering terjadi transaksi miliaran dolar, kata Theo Coll. Karena bekerja di rumah, Theo tak terikat pada aturan dan jadwal kerja yang pasti. Ia adalah pegawai bagi dirinya sendiri. Juga pegawai yang mengantar anak-anak ke sekolah, menemani mereka bepergian, bahkan mendampingi saat mereka mau tidur. Theo menganggap, anak-anak lebih membutuhkan kebersamaan kukuku. Tak soal ia punya vila di Puncak, Jawa Barat, dan hotel di atas tanah 10 ha di Manado. Anak-anak pula yang menghadirkan cerita unik bagi perjalanan hidup Theo. Saat masih dalam kandungan, kecuali si bungsu Daniel (hampir 2 bulan), mereka berada di tempat yang jauh dari rumah. Dari yang sulung taruh paling jauh, sampai si bungsu yang paling dekat. Namun akhirnya semua lahir di Jakarta. Menurut istri, Sandra Pingkan Adriana Lolong (38), si sulung Monika (12) berada di dalam kandungan saat mereka di New York. Barulah 2 bulan menjelang melahirkan, saya kembali ke Jakarta, kata Sandra. Begitu pula Abi (9) yang dikandung saat mereka tinggal di London. Keisha (7) anak ketiga, dikandung di Singapura. Sedang Dorothea (5) dikandung saat mereka di Manado. Barulah anak ke-5, Daniel, menghabiskan masa masa janin sampai lahir di Jakarta. Jumlah anak sampai 5, untuk pasangan Theo dan Sandra juga cerita tersendiri. Theo memang dari keluarga besar, namun Sandra hanya 2 bersaudara. Setelah lahir Abi, maulah KB-KB. Tapi apa mau dikata, kebobolan terus. Selain sempat mengalami beberapa kegagalan, saya pun pernah kehilangan spiral, kata Sandra. Akhirnya, setelah melahirkan Daniel, saya minta disteril. Buat pasangan ini, anak-anak adalah segalanya. Mereka yang terbiasa memanggil Papa Theo adalah rekan sepanjang hidup, sekaligus jadi rem manakala Theo terlalu keasyikan bermain uang. (G. Sujayanto A. Heru KustaraMayong S. Laksono) Ingin mencari uang di internet tanpa modal dan menjadi bebas secara Finansial seperti kisah di atas. Silahkan klik di bawah untuk mendaftar (Gratis) dan mulai Trading ForexPROFESI IDAMAN KARENA KEASYIKAN UTAMA UANG Rupiah terpuruk, ekonomi gonjang-ganjing, dan negara di ambang kebangkrutan. Ekonom bersuara, tak ketinggalan pula para anggota DPR. Pengamat baru bermunculan. Makin bingunglah orang. Uraian siapakah yang jadi pegangan Tak ada yang bisa memberikan gambaran soal pasar uang dengan lebih jelas selain para pemain valas, kata Theo Francisco Toemion (42), pengamat pasar uang sekaligus pemain valas, meski sekarang lebih banyak membagi pengetahuan soal dunia yang telah belasan tahun ditekuninya Itu untuk orang lain Ada perbedaan antara pandangan para pakar dengan Theo F. Thoemion dengan krisis ekonomi yang memburuk sejak kuartal terakhir tahun lalu. Pihak pertama lebih melihat krisis berpangkal pada lemahnya sistem operasi, kebocoran anggaran, buruknya pengawasan, monopoli, kolusi, korupsi, nepotisme, dan ekonomi biaya tinggi. Sedangkan Theo lebih melihat ulah spekulan di pasar uang karena paling dominan. Sisi-sisi negatif penyebab keroposnya fondasi ekonomi kebaikan yang menyebabkan krisis tak segera bisa diatasi. Kalau Korea, Thailand, Filipina, Singapura, dan Malaysia bisa pulih dalam hitungan bulan, negara kita jauh lebih lama. Sebagai pelaku pasar valas, Theo tahu betul, tanda-tanda bencana sudah muncul sejak lama. Semuanya adalah permainan para fund manager atau pemain pasar valas, yang diwarnai keinginan untuk pelunasan ketangguhan. Ia tahu bagaimana pedagang besar valas - yang acap disebut spekulan - semacam George Soros memainkan peran dalam Yendaka, melambungnya nilai tukar Yen terhadap AS, pada tahun 1994. Ia juga mencatat, permainan para spekulan di Eropa yang lebih diintensifkan Pada 1996. Selewat masa itu, para spekulan memang ada aktivitas. Tapi lewat media massa Theo pemukim, Hati-hati, bukan mereka akan repot memperhatikan ke Asia, begitu antara lain tulisnya saat itu. Mereka menunggu kesempatan bermain mata uang menarik, mata uang eksotis seperti Won, Bath, Peso, Ringgit, atau Rupiah. Jangan lupa, indonesia negara kaya Karena itu mereka membidik kawasan ini, bukan ke Afrika, misalnya. Betapa tidak. Salah satu kawasan paling dinamis di dunia, dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 7tahun, itu tak punya batasan berarti untuk lalu-lintas devisa. Otoritas moneternya juga belum teruji. Kalau dalam persaingan di Amerika, Eropa, dan Jepang para spekulan sering kalah, siapa tahu di kawasan ini. Maka bermainlah mereka. Pertengahan tahun lalu, saat pemerintah sedang berkembang, mereka menahan sinyal tantangan itu, dan terpacu gairah untuk bermain dengan Rupiah. Pada Oktober 1997 duet Soedradjat Djiwandono - Marie Muhammad memutuskan untuk melepas batasnya, mereka pun mendobrak. Rupanya, keputusan historis untuk bel Rupiah mengambang bebas itu tak didukung kondisi yang cukup. Nilai tukar dikuasai dan dimainkan, bahkan dalam seminggu bisa terdepresiasi sampai 50. Utang membengkak, harga barang melonjak, produksi mandek, banyak perusahaan bangkrut. Inflasi membubung, dan ekonomi kond ambruk. Tak disangka, fondasi ekonomi kita jadi keropos. boleh ada berita buruk. Ada 4 faktor yang menurut Theo bisa jadi penentu naik turunnya kurs: fondasi ekonomi makro, kartagrafik berdasarkan rumus, faktor teknis-psikologis, dan ulah para spekulan. Soal fondasi ekonomi, menurut Theo, pasar sudah mendapat bukti rentannya kita. Carta atau grafik pun sudah terbentuk saat kita menempuh rezim devisa terkontrol misal dengan mematok depresiasi 3 - 4. suguhan suka berhubungan dengan ulah spekulan, apa lagi dalam rezim devisa bebas. Sekali pasar bisa dibilang bisa didikte, mereka mendikte terus. Pendiktean harga, yang terjadi setelah ada dorongan psikologis, berawal dari berita-berita politik yang sedang dimainkan. Theo menunjuk contoh, seluruh dunia tahu indonesia pra-11 Maret 1998 posisi suksesi. Maka berita tentang Presiden Soeharto dan situasi sosial politik menjadi bahan permainan spekulan. Keadaan sakit, yang dalam bahasa Inggris bisa dirumuskan dalam beberapa kata, mulai dari Hes sick, Hes sakit, sampai Hes sakit parah, beres beraneka kurs. Memang benar. Menurut catatan Theo, grafik penurunan itu berlangsung sejak bank sentral ketahuan tak punya nyali sehingga menyebabkan Rupiah turun dari Rp 3.000, - ke Rp 3.800, - terhadap AS. Angka turun lagi ke Rp 4.400, - karena Pak Harto istirahat. Kemudian menjadi Rp 4.800, - karena imbas krisis Korea, turun ke Rp 5.600, - karena Pak Harto batal ke Malaysia, dan dari Rp 6.200, - ke Rp 9.000, - karena pencalonan B. J. Habibie sebagai wakil presiden. Kurs membaik setelah penandatanganan nota kesepakatan dengan IMF 15 Januari, namun turun lagi setelah terjadi beberapa kerusuhan dan demo. Kenyataan itu terbukti, dalam rezim devisa bebas segala berita dan peristiwa baik menjadi syarat utama. Dalam berbagai kesempatan Theo mengingatkan, bel Rupiah mengambang bebas sama dengan bunuh diri tanpa dibarengi perbaikan di segala sektor yang akhirnya melahirkan berita buruk. Percuma ada janji segala macam reformasi, penghapusan monopoli dan oligopoli, tapi tak ada wujudnya. Bisa dimengerti, naik-turunnya rupiah tak lagi ditentukan oleh hukum ekonomi, keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Tak ada teori yang bisa menjelaskan hal ini, kata Theo. Saat masyarakat makin tahu, omongan para ekonom sering diabaikan. Pemain seperti saya yang diperhatikan Lantas, berapa kurs AS yang wajar Ambil yang terakhir sebelum krisis Rp 2.400, -. Ditambah 80-lah, sekitar Rp 4.320, -. Penjelasannya, dalam 10 tahun terakhir perbedaan suku bunga antara AS dan Rupiah sekitar 10. Suku bunga AS 5 dan suku bunga Rupiah 15. Selisihnya 10, dan dalam 10 tahun menjadi 100. Sementara depresiasi per tahun, katakanlah 4. Jadi dalam 10 tahun menjadi 40 Nah, selisih antara perbedaan suku bunga dan depresiasi dalam 10 tahun, 100 - 40 60. Tak usah dipatok 60 beri kemungkinan sampai 80 untuk ditambahkan pada kurs terakhir. Jadi 180 dari Rp 2.400, - Rp 4.320. Tapi sekali lagi. Terbukti, segala teori dan hukum ekonomi tak berlaku bagi kurs yang. Kalau kita konsisten, pasar akan respek dunia perdagangan valas dewasa ini dikontrol para fund manager besar yang disebut anak laki-laki besar. Menurut Theo, jumlah anak laki-laki yang tercatat saat ini 2.500 orang. Akumulasi modal mereka sekitar AS 1.300 kurang, dan dalam keadaan bisa mendapatkan balasan sampai 10 kali lipatnya. Jumlah ini sungguh raksasa, karena cadangan devisa negara-negara kaya yang tergabung dalam OECD pun kalau digabung tak lebih dari AS 700 miliar. Maka bisa dibayangkan betapa konyolnya ide untuk melawan spekulan dengan cadangan devisa hanya AS 20iliar, misalnya. Dari 2.500 anak laki-laki besar itu terbawa juga ribuan orang lain sebagai mitra atau pelaksana. Sudah menjadi kebiasaan, mengambil posisi para pelaksana menurut tokoh besar. Jika Soros, misalnya, mengambil posisi Rp 9.000, - untuk 1 AS, yang lain pasti mengikuti. Jika esoknya Soros dijual dengan harga Rp 9.500, -, yang lain pun pasti ikut. Semua serempak, dan begitulah nilai mata dimainkan. Kalau mata uang suatu negara dipatok pada nilai tetap, spekulan memang tidak lagi bisa main. Hanya saja, menurut Theo, konsekuensinya ada dalam ekonomi negara yang bersangkutan. Bagi Theo, reformasi ekonomi apa yang mana tidak penting benar, asal bisa mengatasi segenap konsekuensinya. Misalnya, pelepasan batas situasi mensyaratkan perbaikan total ekonomi, sedangkan pematokan barang jaga cadangan devisa yang cukup dan operasional. Tak bisa pula dilepaskan faktor keberanian bank sentral. Kepada siapa pun yang mau memaksakan kehendak, bank sentral tak boleh setengah hati. Kalau harus habis-habisan berintervensi. Jika ini terus berlanjut, dan dunia membuktikan konsistensi kita, pasar pun akan segan, kata Theo. Betapa pun kuat dan nafsunya spekulan, kalau berlaku yang meneguhkan dan konsisten, mereka juga berpikir untuk main-main. Seperti pernah di atas Hongkong, para spekulan dihentikan serbuan karena tahu Inggris berada di belakangnya. Tak seorang pun ragu ketangguhan sistem keuangan Inggris. Kasus Indonesia, menurut Theo, adalah bukti kesekian dari pelecehan para big boy terhadap undang moneter. Kurs mata uang rupiah - AS jauh lebih mudah. ​​Kurs mata uang - mata uang rupiah. Sangat mudah diterka, bahkan oleh ibu-ibu rumah tangga, pihak yang acap disalahkan karena dikira ikut-ikutan berspekulasi. Masalahnya, menurut Theo, selain biaya itu tak benar karena tak kalah dibandingan dengan aktivitas pasar uang, para murid para sangat simpel. Jika dulu mudah menghitung depresiasi, 3 - 4 musim, siapa sangka tiba-tiba depresiasi bisa 20 dalam sehari Kalau punya simpanan Rupiah dan berbunga, katakanlah 40, pada akhir tahun tak akan mencapai jumlah jika didolarkan. Pada akhirnya memang tak ada pihak yang bisa disalahkan bila terjadi perburuan mata uang, karena negara menganut rezim devisa bebas. Menggelinding seperti bola salju Di pasar uang, komoditas yang diperdagangkan tak cuma valuta asing. Menurut Theo, meski pemerintah mematok kurs rupiah, tak berarti kegiatan berhenti. Ada pelbagai macam surat berharga dan surat-surat komersial yang diperdagangkan. Memang, masalah ekonomi negara kita tak cuma berasal dari dalam negeri, pelarian dari luar negeri. Lembaga pemeringkat standar Poor, sudah banyak dicibir, pengaruhnya terhadap pasar sangat besar. Peringkat buruk yang disandangkan kepada Indonesia, Maret lalu, adalah klimaks dari. Alat pembayaran berjangka seperti letter of credit (LC) tak diterima, investor asing pun tak serta merta datang buat menanamkan modal. Dengan peringkat itu, pembeli kertas berharga dari indonesia tak lagi bisa di investasikan, dilatih dicurigai mau berspekulasi, kata Theo. Kalaupun saya, misalnya, menempatkan diri sebagai broker untuk mendatangkan uang dari investor asing, sekarang ini sangat sulit. Ketidakpercayaan itu kuat, butuh waktu lama untuk pemulihannya. Pasar uang dunia memang sulit dilawan. Kalau kekayaan besar anak laki - laki sangat besar, itu saja. Istilahnya bisnis bola salju, bisnis yang menggelinding bagai bola salju. Orang harus jadi besar untuk bertahan hidup. Bisnis pasar uang, menurut Theo, menganut filosofi dasar: bukan soal berapa jumlah uang yang akan anda terima, melunasi berapa jumlah uang yang siap anda habiskan Gambarannya, jika seseorang kerja keras sepanjang tahun sampai menghasilkan uang Rp 1 miliar, akan sangat keliru kalau digunakan untuk valas utama. Atau jika seseorang mendapat lotere Rp 1 miliar, yang Rp 800 juta untuk beli rumahtanah, Rp 100 juta untuk beli kendaraan, dan sisa untuk valas utama, silakan saja. Maka, kalau ada seorang fund manager siap rent as AS 5 miliar di pasar valas, tak terbayang berapa besar kekayaannya Bisnis di pasar uang tak sama dengan judi. Kata Theo, jika judi nasib pelaku 100 tergantung pada kartu, Di pasar barang ada hal-hal yang bisa diperhitungkan dan dicarikan peluang. Menurut Theo, ada 7 tingkat yang harus dicapai untuk betul-betul memahami bisnis ini. Selain 4 faktor penentu mata uang yang sudah disebut tadi, ada beberapa hal yang seperti lobi atau hubungan, termasuk kemampuan berbicara, faktor kebenaran alias daya endus informasi, dan hal paling abstrak dan sulit, jadi orang tak bisa berpikir lagi. Misalnya, semua faktor telah terpenuhi, sudah dilakukan prediksi, tapi tak ada tindakan. Bila faktanya sama dengan yang sebelumnya sudah diperhitungkan, muncul rasa sesal mengapa tidak begini tidak suka. Itulah yang saya maksud tingkat ketujuh. Sekalipun menggiurkan, bisnis di pasar uang penuh kekecewaan. Karena apa tentang uang. Orang hanya tergiur lihat angka. Mereka ramai-ramai bermain, sementara tatanan dan hukumnya tak mudah dipelajari. Lagi pula dunia itu sudah dikuasai mafia, big boys, dalam cara kerja yang terintegrasi. Apa pun permainan para pendatang, mafia-lah yang menghasilkan keuntungan menurut Theo, setelah perang dingin reda dan komunisme runtuh, tak ada lagi kekuatan yang punya daya penghancur sangat dahsyat selain uang. Saat uang menjadi komoditas, dampaknya global. Bencana keuangan di suatu negara segera bisa merembet ke negara lain. Siapa yang sekarang orang kaya di kawasan krisis yang merasa terjamin sampai 7 keturunan Tak terbayangkan, uang bisa berlipat kali atau hancur sama sekali hanya dalam hitungan hari. Jika ditarik ke dimensi filosofis, kata Theo, krisis ekonomi adalah akibat ulah manusia yang dianggap uang sebagai ideologi. Fakta menunjukkan, miliaran AS telah menguap entah ke mana. Lembaga keuangan banyak yang rugi, Soros rugi, demikian pula para big boy. Tak jelas ke mana uang-uang itu pergi. Inilah tanda-tanda zaman, kata Theo. Tuhan kasih antibiotik untuk mereka yang terlalu menghamba pada uang. Orang kaya pusing, konglomerat pusing. Rasain. Uang utama karena ingin menikmati hidup Terjadinya Theo di kancah pasar uang agaknya tak terduga sebelumnya. Pria kelahiran Manado, 21 September 1956, ini awalnya berangan-angan jadi pastor, tapi suka saat naik ke kelas 3 Seminari Menengah Tomohon tahun 1974. Anak ke-4 dari 7 bersaudara ini sama saja dengan ayah, paman, para sepupu, dan saudaranya, Yang pernah masuk ke seminari namun gagal jadi pastor. Saya suka harapan besar. Nilai dan aktivitas sekolah bagus. Maka ibu terguncang dan jatuh sakit saat saya keluar, kenangnya. Pastor pembimbing waktu itu mengatakan, ia akan lebih sukses hidup di luar biara. Kendati sedikit menyesalkan keputusan itu, ia menambahkan haluan. Ia melamar ke Bank Indonesia dan diterima di BI cabang Surabaya. Setelah 2 tahun bekerja, timbul keresahan di antara teman-teman yang cuma berijazah SMA. Sebab dengan begitu, mereka tak mungkin bisa masuk jajaran staf. Nggak mau pakai dasi dong seumur hidup, papar Theo mengenang. Nampaknya BI tanggap pada kegalauan itu dan diadakan seleksi untuk promosi. Yang lolos akan disekolahkan sejajar dengan universitas. Dari BI Surabaya lulus 4 orang, salah satunya Theo. Sementara dari seluruh indonesia terjaring 60 orang. Mereka yang masuk ke Pendidikan Ahli Administrasi dan Keuangan Bank di Jakarta, menjalani pendidikan maraton dari pukul 08.00 - 17.00 setiap hari dengan fasilitas penuh, selama 3 tahun. Gelarnya sejajar akuntan, tapi BI nggak kasih gelar, takut kami keluar. Sempat bekerja di bagian pengawasan BI selama musim, ia kembali mengikuti seleksi di London. Dari 40 orang yang hanya mengikuti Theo yang lulus. Di London langsung jadi staf termuda pada umur 23 tahun. Kesempatan di sana ia digunakan untuk mengikuti pelatihan dan praktek. Belajar valas di Paris, London, Amsterdam, dan Kopenhagen. Mempelajari bank sentral di Denmark dan Belanda, menggeluti cadangan emas di Swis, juga duduk dan bermain di banyak ruang transaksi valas. Waktu itu kepala dealing room Jakarta pindah, jadi saya siap untuk menggantikannya. Saya sadar, untuk jadi dealer harus punya pengalaman dan cakrawala dengan duduk di pusat keuangan dunia. Penempatan dealer di BI sebenarnya pilihan untuk mengelola cadangan devisa sum AS 6 miliar dengan penempatannya di posisi yang tepat. Bukan untuk memperdagangkannya. Maka di luar jam kerja, saya margin utama trading atas nama pribadi, bukan BI. Setelah 5 tahun bermukim di Inggris, Theo sebenarnya ingin pulang ke tanah air, tapi pemerintah Inggris mengetahui reputasinya dan memberi ijin tinggal tetap. Ia bisa bekerja apa saja. Wah, percaya dirilah saya. Pekerjaan BI yang diidamkan banyak orang tidak terlalu menggiurkan lagi, kata Theo. Maka, saat benar-benar pulang ke indonesia dia sekaligus minta izin keluar dari BI untuk masuk ke London School of Economics (LSE). Maksudnya sebagai batu loncatan untuk bekerja di Bank Dunia atau IMF. Tapi keasyikan bermain valasgunaan malas bersekolah. Jiwa saya player, jadi saya tak jadi masuk LSE sudah diterima. Saya terus valas terus, dan ingin menikmati hasilnya. Saya ingin menikmati hidup bukan sebagai pegawai BI yang tahan-tahun cuma bisa naik mobil sederhana. Saat margin trading utama, pertengahan 1980-an, modal dengkul masih berlaku. Modalnya dipinjami, tapi kalau untung masuk kantung sendiri. Pokoknya utama untuk meramaikan. Masa itu tak sulit mereguk untung lantaran pasar gampang diterka. Dolar turun searah Tapi sejak 1987, peluang meraup keuntungan semakin sulit. Selain pemain makin banyak, modal pun mulai diatur. Saat ini Bank Duta terpuruk karena permainan valas. Soal kesempatan meraup untung memang tak ada yang lebih cepat dari valas utama. Saya masih ingat, hanya dengan mengangkat telepon dari vila di Puncak sambil main gaple dan makan pisang goreng, bisa bisa AS 60.000 semalam. Telepon memang diibaratkan cangkulnya buat cari makan. Juga berbagai perangkat komunikasi. Baik untuk bertransaksi ke seluruh dunia, pasar yang berjalan 24 jam sehari, juga melihat kerugian dan keuntungan uangnya. Tapi hidup saya tak habis di sana. Apa lagi saya harus membagi pengetahuan kepada banyak orang. Kalau menulis dan bikin analisis, saya tak main. Saya meramal dan menghitung, biar orang lain yang dapat keuntungan. Theo tak terikat pada suatu lembaga keuangan. Kalau mau main, ia sendiri yang menentukan. Sejak tahun lalu,. Bagi yang ingin tahu atau ingin valas utama boleh jadi pelanggan. Dengan bayar AS 100bulan, Theo pun memberi panduan dan panduan. Cita-cita saya buat Speed ​​Currency seperti Bloomberg. Ia besar dan disegani, meski juga dirintis di garasi, ia menunjuk garasi di rumah yang berhalaman luas di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Ia mempekerjakan 4 orang yang, selain mengolah analisis, juga bertindak sebagai fund manager. Mereka jago-jago yang tak bisa di remeh, karena lewat bangun sering terjadi transaksi miliaran dolar, kata Theo Coll. Karena bekerja di rumah, Theo tak terikat pada aturan dan jadwal kerja yang pasti. Ia adalah pegawai bagi dirinya sendiri. Juga pegawai yang mengantar anak-anak ke sekolah, menemani mereka bepergian, bahkan mendampingi saat mereka mau tidur. Theo menganggap, anak-anak lebih membutuhkan kebersamaan kukuku. Tak soal ia punya vila di Puncak, Jawa Barat, dan hotel di atas tanah 10 ha di Manado. Anak-anak pula yang menghadirkan cerita unik bagi perjalanan hidup Theo. Saat masih dalam kandungan, kecuali si bungsu Daniel (hampir 2 bulan), mereka berada di tempat yang jauh dari rumah. Dari yang sulung taruh paling jauh, sampai si bungsu yang paling dekat. Namun akhirnya semua lahir di Jakarta. Menurut istri, Sandra Pingkan Adriana Lolong (38), si sulung Monika (12) berada di dalam kandungan saat mereka di New York. Barulah 2 bulan menjelang melahirkan, saya kembali ke Jakarta, kata Sandra. Begitu pula Abi (9) yang dikandung saat mereka tinggal di London. Keisha (7) anak ketiga, dikandung di Singapura. Sedang Dorothea (5) dikandung saat mereka di Manado. Barulah anak ke-5, Daniel, menghabiskan masa masa janin sampai lahir di Jakarta. Jumlah anak sampai 5, untuk pasangan Theo dan Sandra juga cerita tersendiri. Theo memang dari keluarga besar, namun Sandra hanya 2 bersaudara. Setelah lahir Abi, maulah KB-KB. Tapi apa mau dikata, kebobolan terus. Selain sempat mengalami beberapa kegagalan, saya pun pernah kehilangan spiral, kata Sandra. Akhirnya, setelah melahirkan Daniel, saya minta disteril. Buat pasangan ini, anak-anak adalah segalanya. Mereka yang terbiasa memanggil Papa Theo adalah rekan sepanjang hidup, sekaligus jadi rem manakala Theo terlalu keasyikan bermain uang. (G. Sujayanto A. Heru KustaraMayong S. Laksono) KISAH TRADER PALING SUKSES DI INDONESIA Kisah yang saya harapkan menjadi kisah paling menarik sepanjang sejarah perforexan Indonesia. Ini tentang trader yang paling sukses di indonesia. Saya begitu banyak. Saya punya harapan sobat-sobat yang terlibat di dalam tulisan ini suatu saat menjadi trader paling sukses di indonesia. Aamiin Sebelumnya saya mohon maaf, kepada sobat-sobat yang terlibat dalam tulisan saya ini. Dengan selalu menjaga rahasia privasi sobat tentunya. Ini akan menjadi pelajaran yang mahal dan sangat berharga. Apa lagi saya mendoakan semoga sobat-sobat semua menjadi trader yang paling sukses di indonesia. Aamiin Jika kilas balik. Mereka ini adalah orang-orang yang pernah menderita. Inilah kisah nyatanya: Di suatu negeri entah berantah. Tinggallah beberapa orang pedagang ada sekitar 8 orang pedagang di salah satu rumah penduduk negeri itu. Mereka bukan kakak beradik atau keluarga, mereka adalah para trader yang sedang bersembunyi dari kejaran investor, leasing dan debt collector bank. Mereka datang dari berbagai kota. Berkumpul dalam satu rumah dengan latar belakang masing-masing dan memiliki kesamaan: Sedang Bersembunyi .. Apa yang sudah lama jadi harus bersembunyi Saya tidak bisa bisa menceritakan satu persatu karena masing-masing bawa tarif sendiri. Mungkin di sinetronkan tidak ditulis artikel. Semoga ada produser yang hadir pada saya. Biar saya tulis naskahnya Hehehehehe Namun kesamaan mereka adalah: Mereka orang-orang yang berani mengambil resiko terlalu besar di bisnis forex Kalimat yang saya buat untuk saya, jika saya mendengar dari orang sukses (bukan dari forex), mereka mengatakan: Hanya orang sukses saja yang berani mengambil risiko besar. Apa apa yang terjadi di sekeliling kita. Yang menimpa mereka para trader forex Mereka berani mengambil resiko terlalu besar, tapi mereka sukses dan sangat sukses Ini yang saya renungkan. Apakah kalimat orang sukses: Hanya orang yang sukses saja yang berani mengambil risiko besar itu haram dipakai untuk trader forex ini untuk saya jawab, dan saya juga tidak suka mengawali polemik. Saya serahkan kepada Anda semua. Lanjut kisah: Hari-hari berlalu, mereka tinggal dan bertahan. Bulan berganti bulan Sampai akhirnya pudar membawa kehidupannya masing-masing. Selama berbulan-bulan itu, rumah itu bagai penjara. Yang dibuatnya sendiri. Jika saya datang, saya pun ikut-ikutan ngumpet datang diam-diam dan kendaraan harus diparkir jauh dari rumah itu. Ini mengenaskan Pikirku Seperti sarang teroris Tapi mereka bukan teroris ya Allah. Mereka adalah para korban. Mereka korban dari keberanian mengambil risiko yang terlalu besar di forex. Ada juga yang menjadi korban gangguan orang lain. Tapi masih bermuara sama: FOREX. Di dalam rumah itu banyak penghuni, tapi seperti kuburan. Terlebih jika ada tamu yang tak dikenal datang, cukup ada yang mengintip, tidak kenal. Tinggal masuk Jika dikenal, tapi disebutnya sebagai orang yang bermasalah, juga tinggal masuk kamar. Masih banyak kisah memilukan lainnya di rumah itu, tapi saya gak tega menceritakan ini kepada anda. Cukuplah selintas kisah ini. Toh tujuanku menulis dan mengangkat kisah ini karena HIKMAHNYA. Yang tak ternilai harganya untuk menjadi renungan kita bersama yang masih menggeluti bisnis forex ini. Point masalahnya adalah Forex itu bisnis beresiko, sama seperti bisnis-bisnis lainnya. Forex forex bisa memonitor seseorang untuk mengambil risiko terlalu besar, forex bisa memonitor seseorang untuk serakah, forex bisa memonitor seseorang untuk nekad, forex bisa memonitor seseorang untuk menjadi miskin. Forex bisa memonitor seseorang untuk menjadi gila. Bagaimana agar tidak bisa terkait hal-hal negatif seperti itu ditemukan teknik yang tepat, manajemen yang tepat, dan bentuk mental yang kuat sebelum mengambil resiko yang besar dalam dunia forex. Rakus boleh saja asalkan teknik, manajemen, dan mental kita sudah mumpuni. Forex adalah perdagangan kalah 3 langkah, jadi harus difikirkan benar2 cara menang 5 langkah untuk mendapat 1 langkah. Untuk sahabat trader yang tinggal di quotRumah Bermasalahquot kalau masih kuat mental terjun di forek saya ada saran, jangan main di wilayah major 1, coba major 2 yang gerakannya lebih sedikit santai .. sungguh blog dan tulisan yang bagus. Salam Fx Trader. 7 tahun menggeluti bisnis ini 1M sudah terbayar setengahnya. Kerugian adalah biaya belajar Sukses di bisnis ini membutuhkan totalitas. Latihan, riset, timbul, belajar dari kesalahan demi kesalahan Locate parameter yang paling tepat, insya Allah kita semua akan bisa sukses.

Comments

Popular posts from this blog

Prediksi forex bu nophie

Submitted: 09 Jan 2014 Berawal dari link dan kepercayaan Pertama kali saya kenal dan tahu forex sekitar tahun 2007 dari guru saya sewaktu sekolah. Tapi waktu itu saya tidak begitu tertarik bahkan tidak melirik sedikit pun. Sampai akhirnya tahun 2011 kebetulan saya menginap di rumah teman saya. Saya tidak sengaja melihat teman saya melakukan trading forex. Saya ingin membuat trading saya. Setelah malam itu, jadi saya sampai dirumah saya langsung googling cara-cara dan aturan bisnis forex. Dan karena saat ini saya terjun ke dunia forex dengan belajar secara otodidak. Waktu tahun 2012 saya melihat situs yang dikelola oleh bu nophie, didalamnya ada prediksi-prediksi forex. Selama beberapa bulan saya mengandung adanya yang tinggi. Saya lalu bergabung di groupnya di facebook. Ada yang bilang tidak ada deposit 8. syarat-syaratnya pun tidak terlalu berat. Saya segera klik link OctaFX nya lalu saya mendaftar di OctaFX. Proses pendaftarannya pun tergolong cepat dan bonus depositnya juga segera m...

Forex trend hunter ea free download

Trend Hunter Bergabung Desember 2007 Status: Anggota 245 Posting Halo orang, saya memulai thread baru ini untuk alasan berikut: 1. Untuk berbagi sistem saya saat ini yang bekerja sangat baik untuk saya, dan memberikan sesuatu kembali seperti semua orang baik di forum ini Lakukan sekali untuk saya 2. Tolong seseorang kode EA untuk itu, karena saya sangat lelah terbangun di malam hari LOL, terlampir adalah pdf dengan peraturan, saya harap kalian menyukainya dan meremas beberapa pip darinya, sakit menunggu opini, Setiap pertanyaan hanya posting atau PM saya Ok Guys karena banyak yang telah mengalami masalah dalam membuka PDF, saya memposting peraturannya: CHART SETUP: Mengatur lilin Anda sesuai keinginan Anda, maksud saya, iu menggunakan kandil menempatkan warna yang paling Anda sukai, Atau gunakan bar, apapun yang Anda suka. Letakkan sebuah moving average eksponensial, periode 70 diaplikasikan untuk menutup, ok EMA70 ini adalah tren Anda saat ini, Anda dapat menggunakan jangka waktu apap...

Demonstrasi online trading

Jangan menginvestasikan satu sen dari uang hasil jerih payah Anda sampai Anda memeriksa Pasar Saham ini. Ikuti Program Perangkat Lunak Perdagangan Cukup gunakan perangkat lunak dengan kekuatan tinggi ini 15 menit sehari, dan Anda bisa menjadi kisah sukses finansial berikutnya. Sangat mudah digunakan sehingga anak bisa Gunakan. Namun begitu kuat sehingga memberi Anda peta keputusan yang jelas, dan sinyal jual-beli yang sangat jelas yang memberi tahu Anda dengan tepat saham mana yang akan dibeli, tepatnya kapan harus membeli saham, dan titik yang tepat untuk menjualnya untuk keuntungan maksimal tanpa dugaan ini. Program melakukan semuanya untuk Anda. Tidak masalah jika Anda adalah pendatang baru ke dunia investasi atau sudah menjadi investor aktif. Perangkat lunak ini akan membawa Anda selangkah demi selangkah menuju kesuksesan finansial. Ketika teman Anda melihat Anda di mobil besar baru Anda, rumah besar, berlibur besar, mereka akan berpikir bahwa Anda adalah seorang jenius investasi. ...